22 Mei 2013

Buctar Tabuni, Kamu memang Aneh, Manusia Romantis Berhati Sadis

Buctar Tabuni, Kamu memang Aneh, Tidak Tahu Diri, Penderita Batin sekaligus Manusia Romantis Berhati Sadis…!!!


Tidak sengaja aku membaca Kutipan kamu, judulnya cukup ekstrim “Aku Ingin Lupakan Dunia KesenanganKu… Dan Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu “. Spontan aku kaget, “gila nich orang…” tapi begitu aku khusuk membaca  dan aku cermati dari kutipanMu barulah aku sadar “luar biasa nich orang…” hanya orang bodoh dan tolol yang tidak kagum kepadamu.

Yach…walaupun  aku hanya sebatas rata-rata normal, tapi aku cukup cerdas untuk menilaimu. Tepat. Dari awal aku sudah ada feeling bahwa kamu memang orang yang berbeda, walau kamu tak mau disamakan dengan manusia-manusia yang pernah membuat sejarah harum di Indonesia seperti “The Founding Father’s of Indonesia” Drs. Mohammad Hatta,  Sang Proklamator  Soekarno, Maupun  Tan Malaka seorang aktivis nasionalis berkepemimpinan Sosialis. Sazana Gusmao (sang pembebas Timor leste) Nelzon mandela, Mahatma Gandhy dll.  Namamu memang layak dan patut untuk disandingkan dengan mereka, hanya saja beda cultur dan wilayah tapi sama-sama Manusia penghuni “Planet Bumi”.

Orang  tuamu pasti bangga telah melahirkan anak sehebat kamu, idealis, cemerlang, rela berkorban, Bertanggung jawab, karismatik dan tetap berjiwa Padi.  Hmmm…..Sempurna. Pengorbananmu tak kan sia-sia, percayalah itu. Kerjamu cukup mengagumkan…kau memang seorang pendakwah (maaf aku pinjam istilah salesman agama. Sengaja.) sejati, menyebarkan ideologi penuh kesabaran dan keseriusan.  

Di era (yang katanya) serba maju, modern banyak manusia-manusia yang terlena dengan hedonisme  kapitalis Anjing tapi kamu tetap konsisten. Bahkan kamu rela meninggalkan pekerjaan yang menjanjikan status “hidup makmur”. hmm…kamu memang manusia aneh. Hanya karena kesetiaan memperjuangkan hak-hak Masyarakat Pribumi Papua Barat kamu rela berkorban apapun.

Kadang aku heran pada orang-orang merasa diri pintar tanpa pernah membagi kepintarannya. Mereka yang sekolah tinggi-tinggi hanya mengejar profit dan mengumpulkan harta, walau mati harta tidak bisa dibawa. Mungkin kamu adalah salah satu diatara manusia asli papua yang bisa  berfikir bahwa keberuntungan dan kepintaran yang dianugrahkan Tuhan harus dibagikan.

Karena tidak semua orang diberi kesempatan mendapat ilmu dari bangku sekolah maupun kuliah. Informasi memang seharusnya dibagi rata, penguasa dan rakyat. Kebebasan, kesetaraan, keadilan selalu kamu teriakan tanpa bosan maupun lelah (maaf diam-diam aku sering membaca komentar-komentarmu).  Sempurna.

Ada kata-kata mu yang cukup membuat bulu romanku merinding “Aku Ingin Lapakan Dunia KesenanganK… Dan Memilih Menderita,!!! Demi Kebebasan Negeri dan RakyatKu”.  Oh…kamu menyimpan jiwa romantis  yang luar biasa, mengorbankan jiwa dan darahmu untuk orang banyak (yang lupa tentang jati dirinya sebagai orang Papua), tapi aku juga menilaimu sebagai orang yang paling sadis…!!! Keperdulian mu terhadap sesama membuat dirimu harus banyak kehilangan waktu luangmu untuk sekedar “menikmati hidup”.  Segelas  milk, sepertinya cukup membuatmu nyaman (maaf jika aku membongkar rahasiamu).

Oh…Buctar Tabuni kamu memang Bodoh sekaligus Manusia Romantis berhati Sadis. Kamu memang patut untuk menjadi contoh dan teladan bagi generasi Papua, yang banyak melupakan tentang jati dirinya, hak-haknya, dan kebebasannya. Semoga apa yang menjadi cita-citamu dimudahkan dan dilancarkan.

Tuhan menyertaimu…Tuhan memberkatimu…dan Tuhan akan memuliakanmu sampai bebaskan rakyatMu Papua Barat.

Sukses Bebaskan Rakyat Tertindas

by. Turius Wenda

0 komentar:

Posting Komentar

More on this category »