Jakarta: Bakal calon anggota
legislatif (caleg) PDIP dari daerah pemilihan Papua Edo Kondologit
ingin menjembatani Papua dengan Jakarta agar terjalin sinergi dalam
pembangunan dan komunikasi antarkedua daerah.
"Saya ingin jadi jembatan antara Papua dan Jakarta. Karena banyak kesenjangan yang terjadi dan belum terjembatani antara pemilik kewenangan di pusat dan Papua," kata Edo Kondologit di Jakarta, Jumat (26/4).
Edo mencontohkan Papua mendapatkan dana otonomi khusus sebesar 2% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun belum dapat memaksimalkan pembangunan di Papua. "Dana tersebut besar sekali, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan. Saya merasa ini ada kesenjangan antara pemerintah pusat di Jakarta dan Papua. Sehingga yang kaya di sana bukan daerahnya, tapi kepala daerahnya," kata Edo.
Setelah tujuh tahun bergabung di PDIP dan pengurus Taruna Merah Putih bidang Kebudayaan, Edo Kondologit menjadi salah satu selebritas yang mendaftarkan diri sebagai bacaleg DPR RI dari Dapil Papua dengan nomor urut dua.
Apabila terpilih menjadi anggota DPR RI, Edo mengaku ingin terlibat di bidang kebudayaan, pariwisata dan agama. Untuk itu dia mempersiapkan diri dengan lebih banyak membaca terkait hal-hal tersebut.
Edo mengatakan menjadi caleg yang duduk di kursi parlemen merupakan sebuah kewajaran, karena setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk duduk di kursi parlemen. "Apapun profesinya, ketika dia mau mengubah sistem ketatanegaraan, dia harus masuk ke dalam sistem itu, dan parpol menjadi kendaraan politiknya," kata Edo.
Ia mengaku mempersiapkan sejumlah dana dari kantong pribadi maupun rekan-rekannya untuk maju ke kursi parlemen. "Saya siapkan ratusan juta rupiah, tapi banyak teman yang mau bantu bikin kartu nama, bendera, spanduk, jadi mereka juga mendukung soal pendanaan," katanya.
Edo memilih PDIP sebagai kendaraan politik karena partai tersebut tidak memandang agama apapun sama dan dia merasa memiliki ideologi yang sama dengan PDIP. "Sebenarnya dulu waktu saya mencari-cari partai politik untuk bergabung, ternyata chemistry saya jatuh pada PDIP. Itu rumah saya," kata Edo. (Antara)
"Saya ingin jadi jembatan antara Papua dan Jakarta. Karena banyak kesenjangan yang terjadi dan belum terjembatani antara pemilik kewenangan di pusat dan Papua," kata Edo Kondologit di Jakarta, Jumat (26/4).
Edo mencontohkan Papua mendapatkan dana otonomi khusus sebesar 2% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun belum dapat memaksimalkan pembangunan di Papua. "Dana tersebut besar sekali, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan. Saya merasa ini ada kesenjangan antara pemerintah pusat di Jakarta dan Papua. Sehingga yang kaya di sana bukan daerahnya, tapi kepala daerahnya," kata Edo.
Setelah tujuh tahun bergabung di PDIP dan pengurus Taruna Merah Putih bidang Kebudayaan, Edo Kondologit menjadi salah satu selebritas yang mendaftarkan diri sebagai bacaleg DPR RI dari Dapil Papua dengan nomor urut dua.
Apabila terpilih menjadi anggota DPR RI, Edo mengaku ingin terlibat di bidang kebudayaan, pariwisata dan agama. Untuk itu dia mempersiapkan diri dengan lebih banyak membaca terkait hal-hal tersebut.
Edo mengatakan menjadi caleg yang duduk di kursi parlemen merupakan sebuah kewajaran, karena setiap Warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk duduk di kursi parlemen. "Apapun profesinya, ketika dia mau mengubah sistem ketatanegaraan, dia harus masuk ke dalam sistem itu, dan parpol menjadi kendaraan politiknya," kata Edo.
Ia mengaku mempersiapkan sejumlah dana dari kantong pribadi maupun rekan-rekannya untuk maju ke kursi parlemen. "Saya siapkan ratusan juta rupiah, tapi banyak teman yang mau bantu bikin kartu nama, bendera, spanduk, jadi mereka juga mendukung soal pendanaan," katanya.
Edo memilih PDIP sebagai kendaraan politik karena partai tersebut tidak memandang agama apapun sama dan dia merasa memiliki ideologi yang sama dengan PDIP. "Sebenarnya dulu waktu saya mencari-cari partai politik untuk bergabung, ternyata chemistry saya jatuh pada PDIP. Itu rumah saya," kata Edo. (Antara)
Editor: Henri Salomo Siagian Metrotvnews.com
0 komentar:
Posting Komentar